Batu, Tapal Kuda Nusantara – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU untuk melakukan percepatan adaptasi dan inovasi menjawab tantangan global. Sebab, jika NU secara makro ingin memajukan peradaban dunia, maka pintu masuk utamanya adalah melalui pendidikan.
Untuk itu, Gubernur Khofifah memaparkan terdapat empat poin penting tantangan dunia pendidikan yang perlu diperhatikan lembaga pendidikan (LP) termasuk LP Ma’arif NU.
“Untuk menjawab tantangan pendidikan dunia, maka kualitas pendidikan kita harus dijalankan dengan mengikuti standar kualitas pendidikan internasional. Dan setidaknya terdapat empat poin yang harus betul-betul diperhatikan,” terangnya pada acara Inagurasi dan Penutupan Rakernas LP Ma’arif NU PBNU di Kendedes, Batu, Malang (28/9) malam.
Khofifah menjelaskan, tantangan pertama yakni adanya Era Disrupsi yang menuntut inovasi dalam penyelenggaraan tata kelola maupun proses belajar mengajar untuk percepatan adaptasi. Menurutnya, inovasi menjadi kata kunci karena perubahan yang terjadi saat ini, menuntut adanya percepatan untuk bisa beradaptasi dengan dinamika perkembangan jaman.
“Jadi berbagai inovasi harus terus kita lakukan di berbagai bidang guna menjawab tantangan yang men – disrupsi banyak sektor saat ini,” tegasnya.
Selanjutnya, tantangan kedua yaitu adanya Era Globalisasi dimana standar kualitas sekolah tidak hanya diukur dalam skala lokal atau nasional tapi dalam skala global. Sehingga, kualitas pendidikan termasuk LP Ma’arif harus dijalankan mengikuti standar internasional.
Tantangan ketiga, terang Khofifah, yaitu adanya Era Media Sosial, dimana harapan dan tuntutan masyarakat semakin tinggi dan makin mudah diketahui secara luas. Sebagai bagian dari wujud kesadaran masyarakat untuk mencerdaskan putra-putrinya.
Untuk itu, lembaga pendidikan juga harus memanfaatkan media sosial sebagai sarana perkuat komunikasi dan jejaring termasuk promosi atas prestasi yang dicapai. Karena di era saat ini insan pendidikan juga harus _open mind_ dan manfaatkan media sosial sebaik mungkin untuk fungsi belajar dan syiar.
“Sangat banyak keunggulan komparatif dan kompetitif namun kurang di _published_ Ini penting, karena jika tidak di syiarkan, akan kalah dengan derasnya arus informasi di media sosial dan media mainstream. Prestasi untuk dijadikan referensi bagi yang lain patut di syiarkan,” sebutnya.
“Jadi kalau sudah menemukan
_best practice _ segeralah dikaji untuk di tumbuh kembangkan. Agar jadi contoh Lembaga Pendidikan lain dibawah LP Ma’arif NU lainnya diseluruh Indonesia,” tambahnya.
Lebih lanjut dijelaskan Khofifah, tantangan keempat yaitu adanya Era _Gig Economy_ , dimana ada kecenderungan generasi milenial dengan profesi tertentu untuk menjadi pekerja temporer yang lebih fleksibel dan tidak terikat dengan perusaahan tertentu. Menurutnya, tren ini harus diperkenalkan kepada SMA/SMK dilingkungan Ma’arif.
“Banyak millenials dengan ketrampilan spesifik seperti fotografer, programmer dan ketrampilan spesifik lainnya yang bekerja secara profesional namun dalam jangka waktu pendek. Jadi misalnya kontrak 6 bulan lalu pindah ke korporasi lainnya itu dianggap sudah cukup. Ini bukan kutu loncat. Tapi 6 bulan adalah waktu yang cukup bagi mereka untuk terus mengembangkan karya kreatif dan inovatifnya,” ungkapya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Harian PBNU ini kemudian juga mengajak para PW dan PC Ma’arif yang hadir untuk mengembangkan _People Center Developement_ dengan tidak mengesampingkan unsur IT didalamnya.
Selanjutnya, pada pengembangan teknologi pendidikan, bidang Artificial Intelegen tidak bisa dikesampingkan. di Jatim sendiri memiliki beberapa SMK yang memiliki kerjasama dengan korporasi skala multinasional.
“Ada contoh SMK dalam naungan LP Ma’arif di Blitar dan Sidoarjo yang memiliki berbagai alat pelatihan ketrampilan yang sangat canggih untuk pendidikan SMK. SMK ini bisa dijadikan model bagi SMK dalam naungan Ma’arif di Indonesia. Tentu yang lainnya juga banyak. Saya rasa jika para peserta rakernas bisa melihat langsung kesana akan sangat menginspirasi,” kata Khofifah.
“Yang harus dilihat adalah bagaimana sekolah ini dilirik oleh korporasi multinasional dan dipercayabsrbagai mitra sehingga memiliki _teaching industry,_ ” imbuhnya.
Selain itu, Khofifah menyampaikan, keberadaan LP Ma’arif meningkatkan kontribusi NU dalam proses penataan kualitas hidup masyarakat , bangsa, negara dan dunia. Karena NU banyak memiliki cabang istimewa di dunia. Khususnya, untuk menjelaskan konsep ajaran Islam Rahmatan lil alamin, moderat dan toleran. Melalui peran dalam peningkatan kualitas SDM.
Di akhir, Khofifah berharap beragam percepatan perubahan dunia yang dinamis bisa dihadirkan dalam upaya menjawab tantangan pendidikan dunia seiring dengan proses perbaikan sosial dan karakter.
“Maka sifat ta’dib harus ada dalam _plan of action_ dari rakornas ini, selanjutnya didetailkan” pungkasnya.
Sementara itu. Ketua LP Ma’arif NU PBNU Prof Muhammad Ali Ramdhani mengatakan dalam rakernas yang mengangkat tema “Membangun Pendidikan Unggul untuk Peradaban Dunia yang Berkelanjutan” akan melakukan evaluasi program kerja tahun-tahun sebelumnya dan membahas program kerja untuk masa mendatang. Selain itu agenda yang akan dibahas dalam rakernas adalah berkaitan dengan standar pendidikan LP Ma’arif hingga membangun Satuan Tugas (Satgas) untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan perundungan kekerasan seksual di lingkungan lembaga pendidikan.
“Satgas ini dijuluki sebagai Satgas Ma’arif Bermartabat. Ini merupakan langkah preventif kami untuk mencegah perilaku diskriminatif dan menghormati perbedaan yang ada,” ungkapnya
Selain itu, dirinya juga menyampaikan bahwa Rakernas ini juga disebutnya sebagai forum untuk merekonstruksi pemikiran dan mensinergikannya guna membentuk peradaban bangsa.
“Sehingga akan ada keberlanjutan yang sangat panjang. Karena harta terindah adalah anak kita dan wisata terindah adalah pembelajaran. Harapannya LP Ma’arif bisa jadi lembaga pendidikan terbaik,” harapnya. (pud)
222